Jumat, 30 Oktober 2015

Royal Enfield Continental GT, Motor India Rasa Inggris Masuk Indonesia

Pengguna motor umum mungkin belum begitu familiar dengan nama Royal Enfield. Tak seperti nama besar asal Jepang macam Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Bahkan penggemar motor yang lebih serius mengkoleksi merk-merk premium seperti Ducati atau Harley Davidson pun bisa jadi juga belum akrab dengan nama ini. Sejatinya Royal Enfield tak bisa dibilang baru di dunia produksi motor. Karena perusahaan yang semula milik Inggris ini sudah menelurkan produk sejak tahun 1901. Namun ketika tahun 1956, perusahaan ini berubah basis menjadi produksi negara India. Meski sejak tahun 1995 sudah total menjadi perusahaan India, Royal Enfield tidak meninggalkan cita rasa Inggris. Mereka mempertahankan desain yang dianut dari motor-motor klasik Inggris. Bahkan bukan cuma desainnya, teknologinya pun tak begitu banyak diubah. Hal ini disengaja untuk tetap mempertahankan teknologi lawas, sesuai dengan target market khusus penggemar klasik yang disasarnya. Jadi bisa dibilang produk Royal Enfield berbeda dengan motor-motor retro seperti Ducati sport classic 1000, Norton Nommando, Triumph Bonneville atau berbagai tipe Harley Davidson. Motor retro keluaran pabrikan lain tersebut meski tampilannya klasik tapi umumnya sudah dijejali teknologi canggih. Tidak demikian dengan Royal Enfield. Keunikan inilah yang coba dibawa PT Rizki Enerjy Indomotor (REI) sebagai pemegang merk Royal Enfield di Indonesia. Mereka ingin memanjakan penggemar motor klasik dengan produk baru yang masih mengadopsi teknologi-teknologi era terdahulu. Coba saja kita tengok Royal Enfield tipe Continental GT yang diperkenalkan ke pasar Indonesia pada 2014 ini. Modelnya tak banyak berubah sejak diluncurkan pada tahun 1965. Tampilannya kental nuansa cafe racer dengan buntut tawon yang sangat khas. Gaya berkendara menunduk nan agresif berpadu apik dengan desain yang kompak. Dapur pacunya pun terlihat serupa dengan keluaran masa lalu. Meski unit produksi 2014 ini kapasitasnya sudah naik menjadi 535 cc namun mesinnya tetap mengandalkan satu slinder layaknya tempo dulu. Hanya sistem pengabutan bahan bakarnya yang kini sudah menganut sistem injeksi. Sedikit unsur modernitas juga bisa kita temui di urusan penghenti laju yang sudah menggunakan cakram. Begitu juga peredam kejut yang kini mengadopsi sistim gas terpisah yang bisa setel sesuai keinginan pengendara. Sisanya? Continental GT benar-benar mempertahankan item-item klasik. Tangkinya dibuat melekuk dan serupa persis dengan keluaran lawasnya. Pendinginan mesin menggunakan udara sehingga terlihat kisi-kisi pada blok mesinnya. Begitu juga dengan detail-detail kecil macam speedometer, lampu, kick starter hingga tutup tangki bulat berbalut krom. Dengan produk macam ini, bisa jadi REI sebagai pemasok sedang melakukan pertaruhan besar. Pasalnya, pasar motor di Indonesia saat ini khususnya yang berkapasitas gambot sedang dikuasai model-model bernuansa modern dengan dijejali teknologi canggih. Motor sport atau touring berpenampilan desain terbaru lah yang kini laris manis di pasaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar